Atlantis Indonesia

Derinkuyu – Kota Bawah Tanah

Derinkuyu – Kota Bawah Tanah.

Peradaban – peradaban jaman dulu seringkali membangun situs berupa bangunan, kota, candi, piramid yang selalu mengarah ke langit dengan koordinat – koordinat tertentu, atau juga membangun peradaban yang berada di dalam tanah, bahkan sampai jauh di kedalaman tanah. Fenomena ini menjadi sangat menarik, karena kita tidak mengetahui apa tujuan pasti dari pembangunan situs – situs seperti ini dalam peradaban masa lalu.
Hal ini sangat berbeda dengan peradaban manusia – manusia pada masa sekarang. Derinkuyu adalah salah satu kota bawah tanah yang sangat menarik, salah satu yang paling indah dan paling misterius di dunia saat ini. Derinkuyu terletak di wilayah Capadoccia, Turki.

Pada jauh di masa lalu, di wilayah Nevsehir dan Kayseri, Turki bagian tengah telah dibangun sekitar 200 kota bawah tanah yang besar, dan Derinkuyu adalah salah satu dari sekian banyak kota bawah tanah yang tersisa dan yang terdalam, kedalamannya mencapai sekitar 80 meter dari permukaan tanah di kota Derinkuyu bagian atas, kota tempat peradaban penduduk Turki saat ini.

Situs ini adalah salah satu situs yang sudah sejak lama terlupakan manusia termasuk penduduk Turki sendiri, ditemukannya situs ini adalah secara tidak sengaja ketika seorang penduduk Turki sedang merenovasi rumahnya, dan ia menemukan sebuah terowongan panjang dibawah tanah, lalu ia melaporkan kepada pemerintah setempat, dan situs ini akhirnya menjadi bahan penelitian arkeologi.

Dalam penelitian ditemukan bahwa Derinkuyu terdiri dari banyak sekali terowongan yang tersambung satu sama lain, didalamnya juga ada meeting room besar, kamar – kamar, dan bangunan ini menyerupai gua besar, terdiri dari beberapa tingkat menerus kebawah tanah.
Turki sendiri adalah sebuah wilayah sangat menarik, dihiasi dengan pemandangan yang sangat indah dan tidak ditemukan pada belahan dunia lainnya, pada masa lalu Turki dikelilingi oleh pegunungan aktif yang tertutup dengan debu vulkanik, tetapi lama kelamaan debu ini mengeras dan menjadi kerak putih, dan terus terkena erosi sepanjang ribuan tahun, ini yang membentuk suasana unik dari Turki, daratannya terbentuk karena lapisan dari debu – debu vulkanik.

Kita dapat memperkirakan bahwa bangunan bawah tanah ini adalah tadinya berada diatas tanah, tetapi debu – debu itu telah menenggelamkan seluruh kota ke dalam gundukan besar debu vulkanik dan lama kelamaan menjadi keras, lalu peradaban yang baru membangun diatas debu – debu tersebut.

Dari penelitian yang telah dilakukan, diindikasikan bahwa bangunan ini sebenarnya adalah kemungkinan memang gua alami, tetapi dibentuk kembali oleh peradaban masa lalu untuk digunakan sebagai sebuah tempat tinggal mereka, yang lebih menyerupai kota, karena ukurannya sangat besar dan saling menyambung melalui terowongan – terowongan yang tertutup didalam gua tersebut.

Kemungkinan lain adalah pada jaman dahulu ini merupakan sebuah gunung kapur yang kemudian dibentuk oleh peradaban pada masa itu dan menjadikannya gua buatan mereka.
Ini adalah salah satu peninggalan sejarah yang sangat menarik, dikatakan bahwa gua ini mampu menampung sekitar 20 ribu orang, artinya ini cukup layak untuk disebut sebagai kota bawah tanah yang terbuat dari batu lunak, dan terlihat mereka membuat ini dengan sangat rapi, terdiri dari banyak terowongan yang sangat rumit, tertata baik dan saling menyambung dengan efektif menjadi jalan penghubung antara bagian yang satu dengan bagian lain, dan kota ini juga menyambung dengan kota – kota bawah tanah lainnya yang berada dalam wilayah berdekatan.

Diduga ini adalah sebuah tempat persembunyian bawah tanah dan tempat berlindung dari serangan bangsa lain pada masa itu, ditemukan ada beberapa reservoir penampung air yang besar didalam gua ini, artinya mereka memang mempersiapkan ini sebagai tempat perlindungan dari sebuah serangan, dan ada pintu besar yang terdiri dari batu – batu keras dan tebal yang mereka pasang di pintu masuk utama dari gua.

Belum ada kesimpulan yang pasti tentang siapa yang membangun kota bawah tanah ini, tetapi diperkirakan berusia sekitar 3.500 tahun. Penemuan ini sering dikaitkan dengan legenda tentang Hitites, legenda Persia, yang merupakan salah satu bagian dari Asia minoritas. Atau kemungkinan lain adalah berhubungan dengan Phrygian, 1180 sebelum Masehi. Kerajaan Phrygian tercatat dalam sejarah adalah sebagai penguasa dari Persia dan sekitarnya sampai dengan abad ke 6 SM, yang dipimpin oleh kaisar bernama Cyrus.

Cerita tentang mereka terdapat pada Vendidad, kitab Zoroastronian, bahwa sang raja telah mempersiapkan sebuah kota bawah tanah untuk ditempati oleh orang – orangnya di kerajaan, dan tempat ini adalah sebuah tempat yang aman bagi mereka.
Jika dugaan ini benar, maka bangsa Persia lah yang telah membangun tempat ini, karena wilayah ini pernah menjadi wilayah kekuasaan kerajaan mereka sampai dengan tahun 1.100 SM.

Belum dapat kita pastikan siapa yang membuat tempat ini sebenarnya, tetapi lepas dari siapapun pembuatnya gua bawah tanah ini memang tercatat dalams sejarah pernah digunakan oleh orang – orang Kristen pada masa lalu sebagai tempat perlindungan mereka dari penyerangan Romawi terhadap mereka. Ini berhubungan dengan sejarah Kristen Protestan dan Katholik (Roma), dimana orang – orang yang disebut Protestan ini diburu oleh kerajaan Romawi sebelum keberadaan Protestan akhirnya diakui sebagai sebuah bagian dari aliran yang berbeda dari Katholik Romawi, Saint Gregory dan Saint Basil pernah menggunakan tempat ini sebagai tempat tinggal mereka, termasuk juga kota Derinkuyu diatasnya, pernah menjadi tempat perlindungan mereka dari Romawi.

Tetapi bukan mereka yang membangun ini semua, mereka menemukannya sudah kosong dan menganggap ini adalah tempat perlindungan yang aman bagi mereka pada masa itu, tentara Romawi sangat sulit untuk menemukan mereka karena keberadaan mereka didalam tanah. Penggunaan ini sebagai tempat perlindungan Kristen berlangsung sampai dengan abad ke 4 Masehi, pada saat Konstantin Kaisar Romawi menyatakan untuk menerima Kristen Protestan sebagai salah satu agama yang diakui keberadaannya di kerajaan Romawi.

Sejak itu, mereka keluar dari persembunyian, dan kembali ke kehidupan diatas tanah bersama bangsa Romawi, dan sejak itu pula gua ini mulai terlupakan.
Derinkuyu baru ditemukan lagi pada tahun 1963, selama dari masa abad ke 4 sampai dengan masa penemuan kembali gua ini kosong dan tidak ada yang mengetahui sama sekali tentang keberadaannya, termasuk masyarakat Turki sendiri.

Satu hal yang menarik dari gua bawah tanah ini adalah pada tiap sekat pemisah ruangan yang diperkirakan difungsikan sebagai rumah, dinding pembatas antar rumah tersebut adalah sekat yang sama, dimana bagian atas dari dinding pemisah ini dibiarkan kosong, dan itu menjadi pintu masuk antar rumah – rumah itu. Peradaban apapun yang membangun gua ini, mereka memiliki kebiasaan untuk mengubur jenazah orang yang meninggal di lantai rumah mereka, sebuah budaya yang unik, dan kita belum dapat menyimpulkan lebih jauh tentang gua ini, yang juga terhubung dengan kota – kota bawah tanah lainnya.

Artinya ada peradaban yang hilang dari atas permukaan tanah dan tidak pernah diketahui lagi jejak mereka selanjutnya. Derinkuyu adalah hanya salah satu dari sekian banyak peradaban yang tidak diketahui lagi keberadaannya, dan tidak ada catatan sejarah apapun tentang mereka, peradaban – peradaban yang hilang begitu saja dari muka Bumi, dan kita pada saat ini kesulitan untuk mencari data – data sejarah tentang mereka, semua datanya telah ikut terkubur bersama lenyapnya peradaban mereka.

Via – David Devanta

Exit mobile version