Atlantis Indonesia

10 Mitos Banjir. …

10 Mitos Banjir.

Sebuah banjir global. Para dewa memerintahkan seseorang untuk membangun sebuah bahtera dan melengkapi kembali bumi. Mitos Banjir adalah fenomena yang menyebar ke seluruh dunia.

Bagaimana mungkin begitu banyak budaya berbeda memiliki cerita yang sama? Dan jika memang banjir global pernah terjadi, mengapa ada begitu banyak referensi dewa atau para dewa-dewa yang memberitahukan seseorang untuk menyelamatkan umat manusia?

Kisah Noah.

Dari Alkitab Judeo Christian/Perjanjian Lama.

Nah, ini salah satu kisah yang kita sudah tahu tapi sebaiknya dibaca kembali :

Setelah beberapa generasi Adam, bumi menjadi rusak dan penuh dengan kekerasan; Oleh karena itu Tuhan menyesali menciptakan mereka dan memutuskan untuk menghancurkan orang-orang dan semua binatang dari permukaannya, kecuali Nuh, yang berbudi luhur.

Tuhan memberitahu Nuh bahwa Dia hendak mengirim banjir di atas bumi dan segala sesuatu yang ada di dalamnya akan mati. Meskipun demikian, Tuhan berjanji untuk menyelamatkan Nuh, istrinya, 3 anak dan istri-istri mereka. Tuhan memerintahkan Nuh untuk membangun sebuah bahtera dan membawa keluarganya. Tuhan juga memerintahkannya membawa masuk binatang.

Nuh melakukannya dengan patuh perintah Tuhan. Kemudian, ketika Nuh berumur 600 tahun, semua mata air memancar dari kedalaman dan jendela langit dibuka. Hujan turun selama 40 hari 40 malam, dan air menyebar merata selama 150 hari. air menutupi semua bukit dan gunung. Semua binatang dan manusia mati kecuali Nuh dan bahtera di dalamnya.

NUH.

Dalam Kitab Al-Quran Islam.

Kisah Nuh dalam Al-Quran mirip dengan yang ada di Kitab Perjanjian Lama, khususnya pada bagian dimana Nabi Nuh mendarat di pegunungan dan menyebar kembali di Bumi.

Namun, ada beberapa perbedaan kisah, antara lain adalah sebagai berikut :

– Dalam Alkitab hanya Nabi Nuh dan keluarganya yang selamat, dalam Al-Quran ada beberapa pengikut lainnya yang selamat, namun Istri Nuh dan anaknya tidak selamat.

– Dalam Al-Quran tidak ada Kisah Nuh membangun sebuah mezbah dan mengorbankan binatang halal dan unggas.

– Nama tempat di mana Nabi Nuh mendarat di Al-Quran disebut “Al Judi” bukan di Ararat.

Semua sisa kisahnya, hampir sama.

Ziusudra.

Dalam Tablet Sumeria.

Para dewa memutuskan untuk melenyapkan manusia, karena beberapa alasan (bagian tablet yang mengisahkan benar-benar hancur) namun dewa air Enki bersikeras untuk menyelamatkan umat manusia. Ia memberitahu Ziusudra raja yang saleh, taat dan rendah hati, sebuah keputusan mengerikan para dewa dan menyarankannya untuk menyelamatkan dirinya dengan membangun sebuah perahu yang sangat besar. Bagian kisah yang panjang tentang rincian pembangunan kapal nampaknya telah hancur; ketika teks disambung lagi adalah kisah yang menggambarkan banjir :

Angin ribut bertiup sangat kuat, menyatu, sementara banjir mengamuk di atas permukaan bumi.

Atrahasis.

Dalam berbagai Kisah Tablet Akkadia.

Dunia telah padat oleh manusia. Lalu dewa Enlil memutuskan untuk mengirim bencana kelaparan dan kekeringan pertama pada interval yang diformulasikan selama 1.200 tahun untuk mengurangi penduduk. Tapi dewa Enki memutuskan untuk memperingatkan Sang Pahlawan Atrahasis, berbicara melalui dinding alang-alang untuk membongkar rumahnya dan membangun sebuah perahu untuk menyelamatkan diri dari banjir.

Kemudian Atrahasis membangun perahu seperti yang diperintahkan dan naik dengan keluarganya dan hewan serta menyegel pintu. Badai dan banjir melanda. Setelah banjir selama 7 hari, akhirnya berakhir dan Atrahasis mempersembahkan korban kepada para dewa.

Utnapishtim.

Dalam beberapa Tablet Babilonia.

Terganggu oleh keributan manusia, para dewa yang dipimpin oleh Enlil memutuskan untuk melepaskan banjir pada mereka, tapi dewa Ea memperingatkan Utnapishtim untuk membangun perahu besar dan mengisinya dengan persediaan makanan dan hewan. Setelah perahu siap, badai datang. Perahu selamat dari banjir dan akhirnya berhenti di atas gunung.

Utnapishtim melepaskan seekor burung merpati, dan burung itu datang kembali, demikian juga burung layang-layang, tetapi ketika ia melepas burung gagak, burung itu tidak kembali. Enlil marah karena manusia telah selamat, tetapi Ea menyarankan bahwa ia/Enlil harus menghukum manusia yang berdosa dan melakukan pelanggaran, tapi tidak dengan banjir. Dengan demikian Utnapishtim, meskipun seorang manusia, diizinkan untuk hidup, di tempat yang jauh.

Mitos Banjir Mesir.

Dalam Kitab Mesir Book of the Dead, Kitab Going Forth by Day.

Orang telah menjadi pemberontak. Dewa Atum katanya akan menghancurkan semua yang ia buat dan mengembalikan bumi kedalam keadaan semula yaitu Air Primordial/purba (Nun). Atum akan tetap tinggal, dalam bentuk ular, dengan Osiris. Sayangnya versi cerita banjir dalam lembaran papirus telah rusak dan tidak jelas.

Deucalion dan Pyrrha.

Dalam Mitologi Yunani.

Setelah kehilangan bimbingan Prometheus (seorang titan yang baik terhadap manusia) laki-laki dan perempuan tumbuh dengan sifat yang begitu jahat. Jadi akhirnya Jupiter mengirimkan banjir besar yang menghancurkan mereka semua, kecuali satu orang yang baik, Deucalion dan seorang wanita yang baik, yaitu Pyrrha.

2 Orang tersebut dipertahankan hidup. Banjir merendam seluruh bumi kecuali Gunung Olympus, di mana para dewa hidup, dan di Gunung Parnassus, Deucalion dan Pyrrha menemukan tempat berlindung. Kemudian air mereda, dan dari bisikan ramalan dewa matahari, Apollo di Gunung Parnassus, terdengar suara yang memerintahkan 2 orang yang selamat ke dunia baru dengan penduduk yang lebih layak. Diperintahkan memulai dengan melempar “tulang ibu mereka.” Deucalion dengan cerdik menafsirkan ramalan aneh ini merujuk pada batu, tulang-tulang Ibu pertiwi.

Lalu ia dan Pyrrha pergi, mereka kemudian melemparkan batu. Semua batu yang Deucalion lemparkan, menjadi laki-laki, sedangkan Pyrrha menjadi perempuan. Dia lebih langsing daripada Deucalion, karena melemparkan batu-batu kecil, sehingga wanita sejak itu bertubuh lebih kecil dibandingkan laki-laki. Keturunan Deucalion akhirnya menjadi orang-orang Yunani.

Banjir Darah dari Ymir.

Mitologi Bangsa Nordik dari Kisah Prosa Edda oleh Snorri Sturluson.

Ketika waktu penciptaan alam semesta, ada 2 dunia yang berbeda: tanah api (Muspelheim) dan es (Niflheim). Setelah ribuan tahun berlalu tanah api dan es akhirnya bertemu satu sama lain. Ketika air beku dari Niflheim menetes, bercampur dengan abu dan tanah liat Muspellheim akhirnya membentuk tubuh raksasa. Raksasa ini tengkurap dan tidak sadar selama ribuan tahun, tidak berperasaan dan tak bergerak. Namanya Ymir, yang pertama muncul dari raksasa gunung (Jotun). Berlalunya waktu Ymir berubah menjadi jahat.

Setelah perjuangan panjang, akhirnya tiga dewa muda : Villi, Ve dan Odin membunuh Ymir. Ketika Ymir meneteskan darah dari luka-lukanya tercurah. Darah Ymir menenggelamkan hampir seluruh suku Jotun. Hanya 2 Jotun selamat dari banjir darah Ymir, dengan membangun sebuah bahtera, salah satu adalah Cucu Ymir Bergelmir dan istrinya yang lain. Bergelmir dan istrinya melahirkan keluarga baru Jotun.

Coxcox.

Mitos Aztec.

Dalam mitologi Aztec, Coxcox adalah satu-satunya laki-laki yang selamat dari banjir di seluruh dunia. Suku Aztec percaya bahwa hanya Coxcox dan istrinya, Xochiquetzal, selamat dari banjir. Mereka berlindung di batang cemara berongga, yang mengapung di atas air dan akhirnya menepi di sebuah Gunung Culhuacan. Mereka memiliki banyak anak, tetapi mereka semuanya bodoh. Roh besar kasihan pada mereka, dan mengirimkan burung merpati, yang berusaha untuk mengajarkan anak-anaknya cara berbicara. Lima belas anak diantaranya berhasil dan dari keturunan mereka, suku Aztec percaya, Bangsa Toltec dan Aztec lahir.

Keluarga Fuhi.

Mitos Banjir Cina.

Suku Miao, yang tinggal di pedalaman China, mempunyai kisah tentang dewa yang menciptakan langit dan bumi, serta pria dan wanita. Mereka juga berkisah tentang kejahatan kemanusiaan dan dewa mengirimkan banjir. Banjir besar menutupi seluruh bumi, dan hanya satu keluarga, yaitu “keluarga Fuhi” yang diselamatkan.

Keluarga ini terdiri dari seorang pria, istrinya, 3 putra dan 3 putrinya, yang semuanya bertahan hidup didalam perahu. Ia mengatakan bahwa hujan berlangsung selama 40 hari, banjir dan kemudian 45 hari berkabut dan gerimis.

Orang berbudi luhur yang bertahan hidup itu disebut Nuah, dan ia membangun sebuah perahu yang sangat luas dan besar. 8 Keluarganya bertahan hidup bersamaan dengan hewan berpasang-pasangan. Setelah banjir surut, mereka mempersembahkan korban kepada dewa, dan dewa memberikan rahmat-Nya.

Nuu dan Banjir.

Mitos Hawaii.

Pada kelompok Hawaii, ada beberapa legenda banjir. Salah satu legenda ini menceritakan bahwa pada zaman Nuu, atau Nana-Nuu banjir datang menyapu bumi dan menghancurkan semua makhluk hidup.

Nuu, atas perintah dewanya, membangun sebuah kapal besar dengan rumah di atasnya, yang disebut kapal kerajaan, di mana ia dan keluarganya, yang terdiri dari istrinya, Lilinoe, 3 anak-anaknya dan istri-istri mereka terselamatkan. Ketika banjir telah surut, 3 dewa (Kane, Ku, dan Lono) memasuki kapal Nuu, dan menyuruhnya untuk pergi keluar.

Ia melakukannya, dan menemukan dirinya berada di atas Mauna Kea (gunung tertinggi di Pulau Hawaii). Dia menamakan gua di sana dengan nama istrinya dan tetap ada sampai hari ini. Legenda versi lain mengisahkan Nuu mendarat dan tinggal di Kahiki-Honua-Kele, sebuah tanah besar dan luas. Nuu meninggalkan kapal di malam hari dan mengambil babi, kelapa, dan awa (beberapa jenis jus) sebagai persembahan kepada dewa Kane.

Sumber :

http://ancientufo.org/2017/03/10-flood-myths-importance-ancient-astronaut-theory/

Exit mobile version