Atlantis Indonesia

Prasasti Pokotia Mengungkap Bangsa Sumeria …

Prasasti Pokotia Mengungkap Bangsa Sumeria Mengunjungi Peru Ribuan Tahun Lalu.

Kini pencarian pada sejarah manusia tersembunyi membawa kita ke Peru di mana kita menemukan sebuah prasasti misterius yang membuktikan Bangsa Sumeria ribuan tahun yang lalu menyeberangi lautan dan meninggalkan jejak peradaban mereka.

Situs Pokotia yang terletak sekitar 2 km dari kota batu Tiahuanaco adalah monolit yang ditemukan sekitar Tahun 1960. Monolit ini tidak tinggi. Hanya berukuran 170 cm, tetapi tetap menarik.

Pada tahun 2002, beberapa peneliti yang menganalisis monolit, menemukan tulisan terukir di bagian depan dan di bagian belakang.

Dikemukakan bahwa monolit Pokotia mungkin diukir pada periode lebih dahulu sebelum berkembangnya peradaban Pukara. Menurut istilah linguistik resmi Pukara berasal dari kata Quechua yang berarti benteng, atau tempat strategis dimana Anda dapat mengontrol sebuah lembah atau pertemuan antara dua sungai.

Tempat di mana monolit Pokotia ditemukan telah diidentifikasi oleh beberapa peneliti sebagai situs suci atau sebuah ramalan.

Apakah Monolit Pokotia kemungkinan Menggambarkan Dewa Kuno yang Penting ?

Ahli prasasti Amerika Clyde Winters menguraikan prasasti pada monolit Pokotia menyimpulkan gaya tulisannya berasal dari Proto Sumeria.

Menurut Winters monolit Pokotia terdapat beragam tulisan (berasal dari Proto Sumeria), tapi yang paling penting adalah tulisan di bagian bawah tangan (yang bertumpu pada paha), dan di bagian punggung (di belakang patung).

Simbol-simbol yang digunakan untuk menulis pesan pada monolit Pokotia adalah simbol non ligatur Proto-Sumeria.

~ Ligatur adalah dua huruf atau lebih yang kemudian bersatu menjadi satu huruf. Sebuah contoh ialah huruf ß dalam ejaan bahasa Jerman.~

Tulisan di bawah tangan pada sosok Pokotia sangat menarik :

“Putaki membimbing manusia pada kebenaran. Penghormatan pada peramal mulia ini untuk tumbuhkan harga diri, kini saksikan kehilangannya.” Penerjemahan tulisan ada di bagian belakang bawah Putaki. Tulisan di belakangnya ditulis dalam Bahasa Proto-Sumeria. Bahasa yang dahulu digunakan untuk membaca tulisan Sumeria.

1. “Menyerukan pembentukan karakter. Ayah yang kuat (Putaki) mengirimkan pesan keilahian. Dalam Kebijaksanaan yang kuat dalam hal kekuasaan dewa. Menangkap pesan peramal. Pesannya sangat kuat menguntungkan dan memupuk tumbuhnya karakter. Beritahu manusia manfaatnya. Peramal membuka banyak manfaat bagi semua.”

2. “Norma ideal berasal dari Putaki. Ia dalam wilayah fenomenal kekuasaan dewa.” Sebarkan ke seluruh umat manusia keputusan ilahi. Mendengar suara murni. Ia hanya meneruskan sukacita. Dari mulutnya, meneruskan pesan ilahi. Ia berbicara yang baik-baik.”

3. “Keputusan ilahi untuk menjadi nyata dan terang dari mulutnya (putaki) sendiri. Buka wahyu. Membisikkan peramal untuk memancarkan kebijaksanaan dan karakter. Terbuka untuk menyebarkan keputusan ilahi agar halal dan baik. Memancarkan rezeki dari wahyu murni. Berdiri tegak (Oh putaki) untuk tampil sebagai saksi bicara kemurnian. Putaki membuka dan memancarkan sukacita dan karakter”.

4. “Putaki berbicara dengan tindakan sebenarnya, mengirim suka cita untuk semua. Dikirim sebagai hidangan. Putaki adalah bapak kebijaksanaan dan manfaat bagi semua. Ia saksi nyata keputusan mendalam dan pengetahuan. Wahyu murni ini keputusan ilahi dan sebagai saksi nyata kekuasaan ilahiah.”

“Tulisan di belakang patung Pokotia mendefinisikan peran Wahyu Putaki di masyarakat. Nampaknya orang-orang harus mengakui peramal ini sebagai sumber “kebenaran” dan kabar gembira. Peran tambahan adalah untuk membangun kebajikan, kebijaksanaan dan karakter yang baik bagi anggota masyarakat yang mungkin menggunakan peramal ini untuk berkomunikasi dengan para dewa.

Sepanjang tulisan ini Peramal Putaki disebut “bapak”. Misalnya, terdapat di kolom 1, tertulis : “Menyerukan pembentukan karakter.”

Ayah yang kuat (Putaki) mengirimnya sebagai ramalan”. Dan, dalam kolom 4, kita menemukan bahwa Putaki adalah bapak kebijaksanaan dan manfaat bagi semua.

Ini menunjukkan bahwa Putaki diakui sebagai nenek moyang peramal di wilayah ini.

Ini menunjukkan bahwa keturunan peramal ini mungkin terletak di bagian Peru dan Bolivia, di mana orang-orang menemui ilahiah di masa depan, berkomunikasi dengan para dewa atau leluhur, atau hanya mendapatkan berkah dan kabar gembira dari para peramal,” kata Winters.

Berdasarkan prasasti tersebut Winters, menyimpulkan bahwa monolit Pokotia adalah peramal yang bernama Putaki. Karena tulisan ini berasal dari Bahasa Proto Sumeria yang berarti Bangsa Sumeria menyeberangi lautan dan mengunjungi Peru di zaman kuno.

Sumber :

http://www.messagetoeagle.com/inscription-on-pokotia-monolith-reveals-sumerians-visited-peru-thousands-of-years-ago/#ixzz4cxBRHlQ9

Exit mobile version