TRAGEDI RAKIT MEDUSA …

TRAGEDI RAKIT MEDUSA
*intermezzo

Rakit Medusa” [Le Radeau de la Méduse, The Raft of Medusa] adalah lukisan cat minyak karya pelukis dan litograf Perancis, Jean Louis Théodore Géricault (1791–1824), yang dilukis pada tahun 1818–1819, menggambarkan tragedi dari kapal Méduse pada tahun 1816.Beritanya dimuat pada tanggal 13 September 1816 di koran anti-Bourbon, Journal des débats, menceritakan tentang 147 orang (hanya ada satu perempuan diantaranya) yang terkatung di lautan dengan sebuah rakit berukuran 7 x 20 meter, yang dibentuk dari bagian kapal Medusa, yang pada saat diselamatkan, 12 hari kemudian, hanya menyisakan 15 orang yg sanggup bertahan hidup.Cerita di atas rakit yang terkatung dan bagaimana orang-orang berusaha hidup: berkelahi, pemberontakan, pembunuhan, mereka yang sakit dilemparkan ke laut, tidak ada air tawar karena hanyut, mabuk karena hanya ada tong anggur, dan kelaparan yang dahsyat hingga sanggup memakan daging sesama manusia setelah diiris dan dikeringkan agar bisa dikunyah.Kapal Méduse—yang pernah berlabuh di Surabaya pada tanggal 2 September 1811 pada saat Perang Napoleon—pada 2 Juli 1816, bertolak dari Rochefort, dalam perjalanannya menabrak gumuk pasir dalam laut di sebelah barat Afrika ketika menuju koloni Perancis, Senegal. Setelah tiga hari terjebak, kapten kapal, Chaumareys, memutuskan untuk menurunkan perahu menempuhi 97 km sisa perjalanan menuju daratan.400 ratus penumpang tidak cukup dalam 6 perahu yang hanya bisa memuat 250 orang. Beberapa orang tetap berada di kapal, lalu 146 laki-laki dan satu perempuan menaiki rakit yang dibuat dari bagian Kapal Méduse, kemudian ditarik oleh salah satu perahu. Karena rakit tersebut dianggap membuat lambat, maka rakit tersebut pun dilepas.Géricault, yang saat itu berusia 26 tahun, terhenyak mengetahui berita tersebut, dan mulai membuat riset untuk karyanya. Dia mewawancarai 2 orang yang selamat, dia mengamati tekstur dan warna pada kulit orang-orang yang sudah mati di kamar mayat. Ia membuat model rakit tersebut dalam skala yang lebih kecil. Dia menarik diri dari masyarakat, dan tinggal di rumah sakit jiwa untuk mengamati perilaku kegilaan. Ia membuat banyak sketsa sebelum memutuskan menerakan gambaran-gambaran itu di atas kanvasnya.Setahun kemudian karya itu selesai, ia melukiskanya dengan warna kelam dan kulit-kulit sewarna mayat. Tetapi ia memilih untuk mengambil saat-saat orang di rakit tersebut terlonjak penuh harapan ketika melihat ada kapal di kejauhan, saat kapal itu menghilang dan muncul kembali pada keesokan harinya, saat harapan hidup meluncur ke arah rakit yang terkatung-katung di tengah laut itu.Sebuah lukisan yang menghentak publiknya: mereka yang menerima sama besar dengan yang menolaknya. Sebuah lukisan yang dianggap mengumbar skandal dan aib itu, adalah salah satu yang terbaik…

Leave a Reply

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Close