Atlantis Indonesia

Popol Vuh

Popol Vuh: Kisah Suci Penciptaan Bangsa Maya.

Salah satu kisah paling terkenal dari semua kisah penciptaan adalah yang ditemukan di dalam Kitab Kejadian, di mana Tuhan dalam Kristen Judeo dikatakan telah menciptakan dunia dalam enam hari. Sebelum kedatangan agama Kristen ke Mesoamerika, masyarakatnya juga memiliki mitos penciptaan mereka sendiri, yang diketahui sebagai Popol Vuh.

Popol Vuh (diterjemahkan sebagai “Kitab Majelis”, “Kitab Bangsa” atau secara harfiah sebagai “Kitab Matras”) adalah kumpulan tulisan kisah mitologis dan sejarah, termasuk kisah penciptaan menurut Suku Maya Quiché. Suku ini adalah bagian dari Maya yang mendominasi dataran tinggi sebelah barat Guatemala kini sebelum kedatangan orang Spanyol pada abad ke-16.

Popol Vuh adalah kumpulan tradisi lisan, dan diyakini ditulis kira-kira pada pertengahan abad ke-16. Karena orang Spanyol tidak mentolerir keyakinan dan praktik spiritual kaum yang mereka taklukkan, mereka mulai menghancurkan karya sastra orang-orang Maya Quiché. Untungnya, Popol Vuh selamat, dan diterjemahkan ke dalam bahasa Spanyol pada abad ke-18 oleh biarawan Dominika dan ahli bahasa, Francísco Ximénez.

Popol Vuh dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama berkaitan dengan penciptaan dunia, sementara bagian kedua dan ketiga adalah masing-masing tentang Kisah Pahlawan Kembar dan Silsilah Dinasti Maya Quiché. Dalam mitos penciptaan Popol Vuh, ada dua dewa pencipta, Gucumatz dan Tepeu. Setelah menciptakan bumi dari laut purba, mereka memutuskan untuk mengisinya dengan hewan. Mereka kemudian menyadari bahwa binatang-binatang itu tidak dapat berbicara, dengan demikian tidak dapat menyanjung, memanggil, atau memuliakan mereka. Dengan demikian para dewa gagal pada usaha pertama mereka.

“Bagaimana kita bisa dipanggil dan diingat di muka bumi? Kami telah mencoba pekerjaan dan desainnya pertama kali, namun ternyata tidak menyenangkan dan juga tidak memuliakan kami.”

Agar bisa disanjung, para dewa memutuskan untuk menciptakan manusia, sementara hewan menjadi makanan untuk manusia.

Dewa pertama kali berusaha menciptakan manusia dengan bahan lumpur. Namun, ada kesalahan :

“Namun bentuk mereka nampaknya masih belum bagus. Tidak berbentuk dan hancur. Basah kuyup dan lembek. Berantakan dan lumer. Kepalanya tidak diatur dengan benar. Wajahnya hanya bisa melihat ke satu arah. Wajahnya tersembunyi. Tidak bisa melihat. Awalnya berbicara, tapi tanpa pengetahuan. Langsung saja larut dalam air, karena tidak kuat.”

Selanjutnya, para dewa bereksperimen dengan bahan kayu. Orang-orang yang diukir dari kayu bisa berbicara, dan mulai mengisi bumi. Mereka tidak memiliki, hati dan pikiran, dan selanjutnya dihancurkan oleh banjir. Mereka yang selamat dari banjir dikatakan telah berubah menjadi monyet.

Popol Vuh kemudian menceritakan pendakian Tujuh Macaw, sosok individu yang sombong menemui riwayatnya ditangan si Pahlawan Kembar, Hunahpú dan Xbalanqué. Kisah tersebut kemudian bergeser ke Hun-Hunahpú dan Vucub-Hunahpú, ayah dan paman Pahlawan Kembar. Sebelum kelahiran Pahlawan Kembar, Hun-Hunahpú dan Vucub-Hunahpú diundang oleh Penguasa Kematian untuk sebuah pertandingan bola di Xibalba, di mana mereka dibunuh. Setelah banyak rintangan di dunia bawah, Pahlawan Kembar menghancurkan Penguasa Kematian, dan kemudian menjadi Matahari dan Bulan.

Setelah cerita tentang Pahlawan Kembar, Popol Vuh kembali pada kisah penciptaan manusia. Kali ini, para dewa berhasil, dan manusia diciptakan dari jagung. Sampai saat ini, jagung masih dipandang sebagai makanan suci dan ilahi, dan dihormati layaknya seperti itu.

“Kali ini makhluk yang dibentuk oleh para dewa sesuai yang diharapkan dan lebihnya lagi : tidak hanya empat orang pertama yang berdoa kepada penciptanya, namun mereka memiliki visi dan pengetahuan demikian sempurna.”

Kesempurnaan ini menakutkan para dewa. Sangat jelas tergambarkan pada tulisan-tulisan Popol Vuh, para dewa tidak menginginkan ciptaannya ini memiliki kemampuan hingga seperti dewa itu sendiri, namun hanya ingin membatasi kemampuan manusia untuk sekedar beribadah. Menurut Popol Vuh, itulah yang mereka capai dalam eksperimen penciptaan keempat dan terakhir.

“Para dewa khawatir kalau makhluk yang diciptakan mereka memiliki kekuatan ilahi, kemudian mereka memutuskan, setelah mereka berdialog seperti biasa, lalu mereka menaburkan kabut ke mata manusia. Selanjutnya mereka membuat empat istri bagi keempat pria tersebut, dan dari pasangan ini terciptalah garis keturunan Quiché yang terkemuka.”

Popol Vuh memuat silsilah panjang dinasti Maya Quiché hingga abad ke-16, menghubungkan keluarga kerajaan dengan dewa-dewa legendaris untuk menegaskan peraturan adat dengan hak ilahi. Menawarkan sejarawan jendela menarik ke dalam peradaban Maya.

Buku yang Disarankan :

Popol Vuh: The Definitive Edition of The Mayan Book of The Dawn of Life and The Glories of Gods and Kings.

Referensi :

BBC, 2014. A History of the World in 100 Objects, Episode 9 – Maya Maize God Statue. [Online]
Available at: http://www.bbc.co.uk/ahistoryoftheworld/about/transcripts/episode9/

Maestri, N., 2015. Popol Vuh – History of the Quiché Maya Manuscript. [Online]
Available at: http://archaeology.about.com/od/mayaarchaeology/a/Popol-Vuh.htm

Mark, J. J., 2014. Popol Vuh. [Online]
Available at: http://www.ancient.eu/Popol_Vuh/

Popol Vuh[Online]
[Christenson, A. J. (trans.), 2003. Popol Vuh.]
Available at: http://www.mesoweb.com/publications/christenson/popolvuh.pdf

Smithsonian Institute, 2015. Creation Story of the Maya. [Online]
Available at: http://maya.nmai.si.edu/the-maya/creation-story-maya

The Newberry, 2015. Popol Vuh. [Online]
Available at: http://www.newberry.org/popol-vuh

www.utexas.edu, 2015. Popol Vuh. [Online]
Available at: http://www.utexas.edu/courses/stross/ant322m_files/popolvuh.htm

Oleh : ḥwty

Sumber :

http://www.ancient-origins.net/artifacts-ancient-writings/popol-vuh-sacred-narrative-maya-creation-002893

Exit mobile version