Atlantis Indonesia

Tablet Sumeria ke-10

Tablet Sumeria ke-10 : Anunnaki Membangun Piramid.

Bab III. Pembangunan Pusat Kontrol Misi baru (MCC).

Setelah Air Bah terjadi, rekonstruksi bumi dimulai dengan bandara antariksa baru. Naskah ini menggambarkan betapa Anunnaki membuat bangunan mereka sesuai dengan posisi konstelasi bintang-bintang dilangit :

—“Biarkan dijantung dataran, mencerminkan apa yang ada dilangit ! Demikian saran Enlil pada Enki. Setelah Enki menyetujuinya, dari ketinggian langit Enlil mengambil tindakan.”—-

Memang, piramid dan monumen Mesir sejajar dengan bintang-bintang !

The Hidden Record Website mengungkap :

“Wayne Herschel berpendapat bahwa dari semua 50 piramid di Mesir Hilir meniru bintang utama di salah satu sisi Bima Sakti, Dia juga menegaskan teori Robert Bauval bahwa deretan tiga Piramid Utama Giza dengan meyakinkan gambaran Konstelasi Orion, namun ia mengidentifikasi pemahaman baru dengan skala yang sangat berbeda dengan pendapat Bauval.

Kalau orang hanya mencari petunjuk orang Mesir kuno hanya menggambarkan pada satu sisi Galaksi Bima Sakti saja pada peta bintang piramid mereka, kini menjadi jelas bahwa semua bintang terwakili, kecuali satu, tak mirip Matahari.

Serta, rasanya bukan suatu kebetulan bahwa semua monumen tidak menampilkan bentuk khas piramid. Diantaranya adalah tiang obelisk berbentuk kuil Matahari Ra didekat Abusir yang menunjukkan rancangan yang sangat unik. Ternyata piramid di Abusir mewakili Konstelasi Pleiades (7 sisters) dan monumen ‘matahari’ ini dibangun sebagai patokan dari seluruh peta bintang. ”

Berikutnya, Enlil memilih lokasi untuk Pusat Kontrol Misi baru :

“Sebuah gunung yang cocok dia pilih, yang ia beri nama Bukit yang Menampilkan Jalan (petunjuk yang paling mungkin adalah Temple Mount dari Yerusalem).

Sebuah panggung batu, mirip landasan namun lebih kecil dari Tempat Pendaratan yang ia perintahkan dibangun (disebut “Temple of Jupiter” dari Baalbek, Lebanon, di mana Enlil tinggal)”.

Temple Jupiter di Baalbek, Lebanon yaitu tempat tinggal Enlil ini, atau juga disebut bangunan Romawi dibangun diatas Panggung Pendaratan. Situs kuno Baalbek meliputi hamparan panggung batu dengan luas sekitar lima juta kaki persegi (464.515 M²) .

Penting untuk diketahui : Baalbek berarti Kota Para Penguasa, yaitu gelar yang diberikan manusia untuk para Anunnaki. Sebelum melanjutkan, saya harus mengunformasikan beberapa fakta mengejutkan situs Baalbek.

Menurut insinyur sipil Amerika yang “berpengalaman dan berkualifikasi penuh”, mengungkap bahwa teras Baalbek merupakan suatu prestasi yang luar biasa, karena pertimbangan ukuran dan berat batu yang disusun dalam konstruksinya.

“Panggung dan halaman besarnya masih nampak dipertahankan oleh tiga dinding asli yang terdiri dari dua puluh tujuh blok batu kapur yang tidak sama ukuran dimanapun di dunia, karena masing-masing batu ini memiliki berat lebih dari 300 metrik ton.”

“Salah satu dari tiga batu megalithik dengan panjang 64 kaki (19,5 Meter) di teras Baalbek.
Perhatikan posisi orang yang berdiri di sudut kiri bawah.”

“Tiga blok batu ini, bagaimanapun, beratnya masing-masing sekitar 1.000 ton. Blok trio batu ini dikenal di dunia sebagai “Trilithon”. Perhatikan pula monolith lebih besar yang nampak tergeletak di tempat penggalian yang jaraknya lebih dari setengah mil (804 Meter) jauhnya dari Istana utama.

Berukuran kira-kira 70 X 16 X 13 kaki (21mX4,8mX3,9m) dan beratnya diperkirakan 1.200 ton “.

Salah satu dari potongan batu yang terbesar di Bumi, dengan berat kira-kira 1.200 ton.

“Di bagian tengah batu besar itu nampak ukiran pada bagian dalam dan luarnya, yang melambangkan ikatan baru Langit dengan Bumi.

Sebuah Pusat Kontrol baru di Bumi dibuat (alias Pusat Kontrol Misi/MMC), peranan Nibru-ki (yaitu Pusat Kontrol Misi/MMC yang pertama dan Kota Enlil di Sumeria; disebut juga Nippur di Akkadia). Sebelum terjadi Air Bah.”

Sebuah landasan pendaratan penghubung baru untuk kapal-kapal yang datang dari luar angkasa juga diperlukan :

—” Jalur Pendaratan di puncak gunung kembar Arrata di sisi utara ditandai. Untuk memisahkan Jalur Penghubung Pendaratan, dengan dua rangkaian puncak gunung kembar yang lain, Enlil menentukan batas Penghubung ini, naik dan turun untuk mengamankan jalur pendaratan. (…)

Ketika puncak gunung kembar yang diperlukan, tidak ada. Hanya berupa tanah datar di atasnya, ia kemudian menyumbat sumber air lembah di puncak gunung yang menonjol.

Tanah buatan diatasnya dapat kita tinggikan ! Demikian, Ningishzidda katakan pada para pemimpin. “–

Ningishzidda = Anak Enki, adalah seorang master genetika dan ilmu-ilmu lainnya. Selanjutnya, di Mesir kuno, ia dikenal sebagai Thoth. Ini adalah alasan mengapa saya memperingatkan Anda untuk berhati-hati tentang apa yang disebut “Tablet Batu Jamrud Thoth dari Atlantis” – tak lain hanyalah tipuan Anunnaki !

Oleh Alexander Light, HumansAreFree.com
Referensi:

1. “The Lost Book of Enki” by Zecharia Sitchin and his official website;
2. Wayne Herschel’s “The Hidden Records”book and website;
3. NASA’s website;
4. Wikipedia;

Sumber :

http://humansarefree.com/2012/12/the-anunnaki-built-pyramids.html?m=0

Exit mobile version